Pelatih AC Milan, Stefano Pioli belum lama ini tampil sebagai tamu pembicara dalam acara di Festival dello Sport di Trento. Dalam kesempatan itu, Stefano Pioli mengungkapkan soal kariernya sebagai pesepak bola dan kini sebagai juru taktik. Sebelum jeda internasional Oktober ini, masih segar dalam ingatan ketika AC Milan berhasil meraih kemenangan 2 3 atas Atalanta di Bergamo (4/10).
Kemenangan itu mengingatkan kembali pada hasil pertandingan Desember 2019, di mana tim Merah Hitam Rossoneri takluk tak berdaya dari tim Biru Hitam Nerazzurri dengan skor telak 5 0. Stefano Pioli mengakui, kekalahan tersebut titik terendah ketika menjadi allenatore AC Milan. Namun, hasil itu juga memberikan pelajaran baginya dan tim hingga bisa seperti saat ini.
Menjadi pesaing Scudetto dan mendapatkan tiket tampil di Liga Champions. "Itu adalah kekalahan yang berat, tetapi itu mengajari kami banyak hal. Di situlah AC Milan kami lahir," ungkap Stefano Pioli mengenang kekalahan pilu tersebut, dikutip dari Football Italia. "Anda dapat menemukan hal positif dari pengalaman negatif. Saya merasakan sesuatu yang berubah juga selama masa isolasi mandiri," ungkap Pioli lebih lebar.
"Ketika beberapa minggu tidak berbicara dengan para pemain, kami melanjutkan latihan dari kejauhan. Sulit untuk dijelaskan, tetapi saya memberikan penghargaan kepada para pemain," sambungnya. Reformasi AC Milan memang tampak menuju ke arah yang benar. Stefano Pioli yang kala itu (2020) hampir dipecat batal terlaksana menyusul kemenangan demi kemenangan yang diraih Romagnoli dan kolega dengan materi pemain muda yang mereka miliki.
"Klub membuat langkah yang dipikirkan dan sangat hati hati untuk memutuskan benar benar berinvestasi pada pemain muda, yang menuggu hasil dari kerja keras itu, yang kita lihat sekarang," beber Pioli. Gap antara Pioli dengan sejumlah pemain muda tak dipungkiri layaknya hubungan ayah dengan seorang anak. Justru hal itulah yang membuat hubungan antar pemain dengan pelatih bisa terjalin erat, di lain sisi Pioli yang sangat terbuka dengan anak asuhnya.
Bahkan tak sedikit dari punggawa Rossoneri yang curhat masalah keluarga terhadap dirinya. "Ini adalah hubungan antara pelatih dan pemain, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka dapat datang kepada saya untuk memnta nasihat, bahkan untuk masalah pribadi, seperti diskusi dengan keluarga mereka atau pertengkaran dengan pacar mereka," ungkap Pioli. Namun dari sekian banyaknya mereka, hanya Zlatan Ibrahimovic yang tampaknya tidak membutuhkan nasihat itu.
"Dalam pertemuan pertama saya dengan Ibrahimovic, dia memberi tahu saya: Tuan, jangan dengarkan mereka yang memberi tahu Anda bahwa saya belum siap. Saya di sini untuk menjadi pemain dan Anda di sini untuk menjadi pelatih. "Apapun yang dia lakukan di masa depan, dia akan berhasil. Dia melihat permainan sebelum orang lain dan tidak pernah membuat pilihan yang salah," kata Pioli soal Ibra. "Para pemain melihatnya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga tahu bahwa dia altruistik dan selalu siap membantu," jelasnya.
Inilah yang membuat Pioli betah melatih AC Milan, kerja keras tim dengan materi pemain muda saat ini sangat menark untuk dinantikan. "Tim sekarang menarik, mereka memberi saya semangat, bertanggung jawab dan berbagi praktik kerja. Para pemain kami sangat menikmati cara kami bermain sepak bola," tambahnya. Pioli berharap masa baktinya untuk tim Kota Mode bisa bertahan hingga AC Milan punya stadion baru.
"saya berharap masih menjadi pelatih AC Milan di stadion baru," pungkasnya.